Siasat Presiden Kais Saied untuk Kemenangan Pilpres Periode Kedua

Artikel Populer

Kopiah.Co — Pada tanggal 2 Juli 2024, Kantor Kesekretariatan Negara secara resmi menerbitkan Surat Perintah Presiden Nomor 403 Tahun 2024 tanggal 2 Juli 2024 tentang Undangan Memilih pada Pemilu Presiden Tahun 2024. Perintah tersebut menetapkan dalam bab pertama bahwa pemilih yang bermukim di Tunisia akan diundang ke pemilu Tunisia pada hari Minggu, 6 Oktober 2024, sedangkan untuk pemilih Tunisia di luar negeri akan diundang pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu, 4, 5, dan 6 Oktober 2024.

Presiden Saied tidak mengatakan alasan pasti di balik pemilihan tanggal tersebut, sehingga menimbulkan perdebatan di kalangan publik dan pengamat politik. Satu pihak mengatakan bahwa 6 Oktober adalah batas akhir kembalinya para pelajar dari liburan musim panasnya. Sehingga kemungkinkan partisipasi warga untuk memilih jauh lebih besar.

Pihak lain mengatakan bahwa ini adalah tanggal bersejarah dimana tentara Mesir dan Suriah berhasil mengalahkan tentara Zionis Israel dan berhasil merebut kembali Semenanjung Sinai dan Dataran Tinggi Golan. Perang ini kemudian dikenal dengan Perang Yom Kippur. Penetapan tanggal ini dinilai politis, karena diduga kuat sebagai simbol kemenangan untuk Presiden Saied atas pencalonannya yang kedua.

Benar saja, tak lama kemudian, pada 19 Juli 2024 Presiden Saied mengumumkan secara resmi melalui sebuah video yang berlokasi di desa Borj El Khadra (salah satu desa paling selatan Tunisia, berbatasan langsung dengan Libya dan Aljazair) bahwa dirinya siap mencalonkan kembali sebagai Presiden di Pemilu tangal 6 Oktober 2024 tersebut. “Saya memilih tempat ini karena memancarkan aroma perjuangan. Borj El Khadra adalah simbol kekebalan, ketabahan, ketinggian dan keagungan. Dipilihnya tempat ini juga untuk menegaskan bahwa Tunisia adalah negara kesatuan. Dari titik terakhir di belahan utara sampai titik terakhir di selatan akan tetap bersatu”, demikian ujar Saied.

Langkah-langkah politik Presiden Saied belakangan semakin nampak dengan kebijakan-kebijakan barunya yang dinilai sebagai pencitraan untuk menarik simpati publik. Misalnya, pada 9 Juli 2024, Presiden Saied memerintahkan untuk menaikkan dana bantuan sosial untuk rakyat miskin yang semula 180 dinar/orang menjadi 240 dinar/orang. Bansos itu akan ditargetkan kepada 310.000 orang. Padahal, Tunisia sedang dilanda krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Presiden Saied juga belakangan lebih cepat merespon berbagai masalah atau unjuk rasa yang terjadi di tengah masyarakat. Misalnya, Presiden mendesak Menteri Transportasi untuk segera menyelesaikan permasalahan transportasi publik. Presiden juga mengundang beberapa Menteri terkait, dalam rangka merespon atas demo yang dilakukan oleh sekelompok warga penyandang gelar doktor universitas namun tak memiliki pekerjaan.

Meski sebenarnya hal ini terlarang secara etika dan undang-undang, karena memanfaatkan kekuasaan atau fasilitas negara untuk kepentingan pribadi, namun langkah-langkah kebijakan yang bernuansa politis semacam ini memang lumrah dilakukan oleh Presiden petahana di banyak negara yang hendak mencalonkan diri untuk kedua kalinya. Dengan memegang kekuasaan tertinggi dalam suatu negara, Presiden bisa membuat sebuah kebijakan yang memberikan citra positif bagi dirinya, dan ujungnya adalah peningkatan elektabilitas.

Maka, sangat sedikit contoh Presiden petahana kalah bertanding dalam Pemilu di periode keduanya. Kebanyakan dari mereka akan memenangkan kontestasi di periode kedua, bahkan hingga periode ketiga. Recep Tayyip Erdogan misalnya, Presiden Turki yang sudah memenangkan pemilu secara langsung di periode ketiganya.

Namun demikian, sebagaimana ungkaapan yang sangat terkenal dari seorang negarawan Jerman, Otto von Bismarck, bahwa politics is the art of the possible (politik adalah seni kemungkinan). Tidak ada yang benar-benar pasti, apapun mungkin dan bisa terjadi. Ungkapan lain mengatakan bahwa tidak ada kawan abadi ataupun musuh abadi dalam politik, yang abadi hanyalah kepentingan.

Oleh karena itu, meski Presiden Saied saat ini sebagai calon petahana dan memiliki elektabilitas yang paling tinggi, namun tidak ada yang bisa memastikan bahwa dialah yang akan terpilih di periode selanjutnya. Segalanya masih fleksibel dan memungkinkan untuk terjadi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Artikel Terbaru

Merenungkan Paradigma Islam Berkemajuan

Kopiah.Co — Islam adalah agama yang diwahyukan melalui Nabi Muhammad saw. sebagai rahmat (kasih sayang) bagi semesta alam. Islam...

Artikel Terkait